China Pangkas Pajak Besar-besaran Demi Genjot Ekonomi

Rabu 6 Mar 2019 15:43Ridha Anantidibaca 276 kaliSemua Kategori

DETIK 0415



China berupaya keras untuk mendorong pertumbuhan ekonominya yang saat ini sedang melambat. Memang, pada 2018 ekonomi China hanya tumbuh di angka 6,6% dan merupakan yang terendah sejak 20 tahun terakhir.

Mengutip Reuters, untuk mendorong pertumbuhan, pemerintah China berupaya untuk memotong pajak hingga miliaran dolar AS, meningkatkan investsi infrastruktur dan menggelontorkan kredit ke perusahaan-perusahaan kecil.

Perdana Menteri China Li Keqiang menjelaskan stimulus ini diberikan agar ekonomi China bisa kembali menggeliat setelah sebelumnya sangat lambat.

Berdasarkan sumber Reuters, tahun ini pemerintah China memang memangkas target pertumbuhan ekonomi menjadi 6-6,5%. Lebih rendah dibandingkan realisasi 2018 lalu. Hal ini dilakukan karena mulai turunnya permintaan dalam dan luar negeri, serta masalah perang dagang dengan AS yang tak kunjung usai.


Lambatnya pertumbuhan ekonomi ini memaksa pemerintah untuk memberikan booster yang kuat agar pertumbuhan berkelanjutan. Memang banyak risiko seperti perang dagang turut mengganggu perekonomian sehingga meningkatkan biaya kredit dan mengganggu investasi.

Li menjelaskan pemerintah China telah menghitung dan menargetkan hingga 2 triliun yuan atau sekitar US$ 298,31 miliar pemotongan tarif pajak untuk perusahaan. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan sektor manufaktur menjadi 13% dari 16%, transportasi dan konstruksi menjadi 9% dari 10%.

Pemimpin China juga mengamati perkembangan akibat melambatnya ekonomi di China, seperti pabrik yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Karena itu pemerintah China juga berupaya membuat 11 juta lapangan pekerjaan baru di perkotaan. Ini untuk mengurangi tingkat pengangguran yang sempat naik 4,5%. Kemudian Li mengatakan pemerintah juga akan mengurangi biaya untuk iuran jaminan sosial menjadi 16%.


Sumber : detik.com (Jakarta, 05 Maret 2019)
Foto : Detik




BERITA TERKAIT
 

Hadapi Perang Dagang, China Memotong Pajak untuk Lindungi EkonomiHadapi Perang Dagang, China Memotong Pajak untuk Lindungi Ekonomi

China mencoba berbagai cara untuk mendorong laju perekonomian mereka yang melambat seiring dengan meningkatnya ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat.selengkapnya

PM Li Keqiang: China Bakal Pangkas Pajak Demi Topang EkonomiPM Li Keqiang: China Bakal Pangkas Pajak Demi Topang Ekonomi

China akan memangkas pajak, meningkatkan investasi infrastruktur, dan meningkatkan pinjaman kepada perusahaan kecil di tengah upaya pemerintah untuk menopang ekonomi yang tumbuh dengan laju terlambannya dalam hampir 30 tahun.selengkapnya

Ekonomi melambat, China disarankan pangkas pajak penghasilanEkonomi melambat, China disarankan pangkas pajak penghasilan

Mantan Menteri Keuangan China Lou Jiwei mengatakan bahwa pemerintah China harus memangkas pajak penghasilan perusahaan maupun perorangan demi mendukung pertumbuhan ekonomi China yang melambat di tengah konflik perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).selengkapnya

Ekonomi Melemah, China Pangkas Target PDB dan PajakEkonomi Melemah, China Pangkas Target PDB dan Pajak

Pelemahan ekonomi China memaksa Beijing menurunkan target pertumbuhan ekonomi dan pemotongan pajak besar-besaran sebagai upaya untuk menahan agar ekonomi tidak turun drastis serta menjaga stabilitas dari dampak perang dagang dengan Amerika Serikat.selengkapnya

Perkuat Ekonomi, China Memangkas Pajak dan Tingkatkan PinjamanPerkuat Ekonomi, China Memangkas Pajak dan Tingkatkan Pinjaman

China mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang terkena dampak risiko perang dagang dengan Amerika Serikat.selengkapnya

China Bisa Dongkrak Ekonomi Lewat Pemangkasan PajakChina Bisa Dongkrak Ekonomi Lewat Pemangkasan Pajak

Ekonom di China menyebutkan pemotongan tarif pajak bisa menjadi salah satu upaya untuk melawan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negeri tirai bambu tersebut.selengkapnya

BERITA TERPOPULER


Istri Ingin Gabung NPWP Suami, Begini CaranyaIstri Ingin Gabung NPWP Suami, Begini Caranya

Pasangan suami-istri bisa memilih menjadi satu kesatuan dalam kewajiban pajak atau sebagai satu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bila sebelumnya istri sudah memiliki NPWP, maka harus dihapuskan dan dialihkan ke suami. Bagaimana caranya?selengkapnya

Ikut Tax Amnesty, Balik Nama Aset Tanah dan Saham Bebas PajakIkut Tax Amnesty, Balik Nama Aset Tanah dan Saham Bebas Pajak

Selain lolos dari sanksi pidana pajak, Wajib Pajak (WP) peserta Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) akan diberikan fasilitas pembebasan pajak penghasilan (PPh) oleh pemerintah. Insentif ini dapat diperoleh jika pemohon melakukan balik nama atas harta berupa saham dan harta tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan.selengkapnya

7 Alasan Rendahnya Kesadaran Masyarakat Bayar Pajak7 Alasan Rendahnya Kesadaran Masyarakat Bayar Pajak

Kesadaran masyarakat untuk membayar pajak hingga saat ini masih tergolong rendah. Tercatat, hingga saat ini tax ratio Indonesia hanya mencapai kurang 12 persen, lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.selengkapnya

Pilih Ikut Tax Amnesty atau Pembetulan SPT?Pilih Ikut Tax Amnesty atau Pembetulan SPT?

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, Ken Dwijugiasteadi menegaskan, program pengampunan pajak (tax amnesty) bukan merupakan kewajiban bagi setiap Wajib Pajak (WP). WP berhak untuk memilih pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) dengan aturan main yang berbeda, salah satunya mengenai pengusutan nilai wajar harta.selengkapnya

Begini Cara Lapor SPT Pajak Buat Suami Istri yang BekerjaBegini Cara Lapor SPT Pajak Buat Suami Istri yang Bekerja

Anda adalah pasangan suami istri yang bekerja sebagai karyawan dan ingin melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi? Ada cara mudah yang bisa Anda lakukan. Saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (30/3/2016), Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanah Abang Dua, Dwi Astuti memberikan langkahnya. Jika status Anda dan suami atau istriselengkapnya



KATEGORI BERITA :




BERITA TERBARU :


Cara Validasi NIK jadi NPWP untuk SPT Tahunan & Solusinya Jika GagalCara Validasi NIK jadi NPWP untuk SPT Tahunan & Solusinya Jika Gagal

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menargetkan sebanyak 69 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) dapat terintegrasi dengan Nomor Pokok Wajib Pajik (NPWP). Simak cara validasi NIK jadi NPWP jelang pelaporan SPT Tahunan.Hingga 8 Januari 2023, DJP mencatat baru 53 juta NIK atau 76,8 persen dari total target yang baru terintegrasi. Melalui integrasi, nantinya pelayanan dapat lebihselengkapnya

Validasi NIK Jadi NPWP Sebelum Lapor SPT, Begini Caranya!Validasi NIK Jadi NPWP Sebelum Lapor SPT, Begini Caranya!

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menghimbau agar wajib pajak melakukan validasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebelum pelaporan SPT Tahunan 2022. Hal ini sejalan dengan sudah mulai diterapkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 112/PMK.03/2022. Dalam PMK yang menjadi aturan turunan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2021 danselengkapnya

Pandemi Usai, Pemerintah Bakal Tetap Guyur Insentif di Tahun IniPandemi Usai, Pemerintah Bakal Tetap Guyur Insentif di Tahun Ini

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, insentif fiskal yang diberikan tahun 2022 lalu bakal berlanjut di tahun 2023. Stimulus fiskal itu di antaranya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah ( PpnBM DTP) untuk sektor otomotif maupun insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti.selengkapnya

Ini sektor usaha tumpuan penerimaan pajak tahun depanIni sektor usaha tumpuan penerimaan pajak tahun depan

Setoran pajak korporasi dalam beberapa tahun ke belakang menjadi tumpuan penerimaan pajak penghasilan (PPh). Seiring pemulihan ekonomi, otoritas pajak mulai mencari sektor usaha yang berpotensi memberikan sumbangsih besar di tahun depan.selengkapnya

Ekonomi mulai pulih, pemerintah akan kurangi insentif pajak secara bertahapEkonomi mulai pulih, pemerintah akan kurangi insentif pajak secara bertahap

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan mengurangi insentif pajak secara bertahap seiring dengan perbaikan dan pemulihan ekonomi nasional.selengkapnya

Pelaku industri cermati efek penerapan pajak karbon yang akan diterapkan tahun depanPelaku industri cermati efek penerapan pajak karbon yang akan diterapkan tahun depan

Isu perubahan iklim tak bisa diremehkan oleh siapapun. Pemerintah pun mulai menerapkan pajak karbon pada tahun depan. Para pelaku industri perlu mencermati dampak pengenaan pajak tersebut.selengkapnya

Mayoritas fraksi DPR setuju dengan pajak karbon asalkan dengan tarif ringanMayoritas fraksi DPR setuju dengan pajak karbon asalkan dengan tarif ringan

Pemerintah telah mengusulkan pengenaan pajak karbon kepada Panita Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kelima atas Undang-Undang Nomor 6/1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP) Komisi XI DPR.selengkapnya

Target Penerimaan Perpajakan Rp1.510 Triliun di 2022Target Penerimaan Perpajakan Rp1.510 Triliun di 2022

Penerimaan perpajakan 2022 ditargetkan sebesar Rp1.510 triliun dalam Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2022. Nilai ini naik Rp3,1 triliun dari penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2022 yang sebelumnya dibacakan Presiden Jokowi sebelumnya dalam Pidato Kenegaraan pada 16 Agustus 2021.selengkapnya

Jangan Kaget! Plastik dan Minuman Manis Bakal Kena Cukai Tahun DepanJangan Kaget! Plastik dan Minuman Manis Bakal Kena Cukai Tahun Depan

Masyarakat jangan kaget bahwa tahun depan akan ada rencana pengenaan cukai plastik, alat makan dan minum sekali makan, serta cukai minuman manis dalam kemasan pada tahun 2022.selengkapnya

Cukai Plastik dan Minuman Manis Dimulai Tahun Depan?Cukai Plastik dan Minuman Manis Dimulai Tahun Depan?

Ada wacana cukai plastik, alat makan dan minum sekali makan, serta cukai minuman manis dalam kemasan akan diterapkan pada 2022. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah saat Rapat Panja Banggar DPR RI bersama pemerintah, Kamis 9 September 2021.selengkapnya



 
TAGS # :