Masalah penghindaran pajak perusahaan multinasional seperti Google, bukan hanya terjadi di Indonesia. Negeri tetangga, Australia, juga sedang pusing dengan maraknya upaya perusahaan multinasional yang menghindari pajak.
Lembaga Pajak Australia (ATO) mengumumkan telah meningkatkan tekanan kepada perusahaan multinasional untuk tak bermain menghindari ketentuan pajak. ATO telah mengeluarkan peringatan berupa notifikasi wajib pajak baru.
Dikutip dari Afr, Senin 19 September 2016, ATO menyatakan, untuk pertama kalinya telah mengingatkan empat perusahaan akuntan besar yang beroperasi di Negeri Kanguru, untuk berhenti mempromosikan skema penghindaran pajak. Empat akun itu diduga telah memberikan nasihat kepada perusahaan multinasional untuk menghindari pajak di Australia.
Pengeluaran notifikasi wajib pajak kepada perusahaan multinasional oleh ATO merupakan sudah ketiga kalinya pada tahun ini dan kedua pada bulan ini.
ATO terpaksa mengingatkan wajib pajak setelah mengendus adanya skema menghindari aturan Multinational Anti-Avoidance Law (MAAL) yang berlaku mulai Januari lalu.
MAAL sering disebut 'pajak Google'. Aturan ini ditujukan untuk perusahaan dengan nilai penjualan global mencapai lebih dari US miliar, yang menjual produk di Australia tapi melarikan keuntungannya di luar negeri. Modus ini dituding sebagai penghindaran pajak dari Negeri Kanguru.
"Kami sangat terganggu dengan upaya terang-terangan untuk melemahkan kehendak parlemen (dalam penegakan MAAL), dan kami sigap dengan mengeluarkan notifikasi," ujar Wakil Komisaris ATO, Mark Konza.
Konza mengatakan, dia telah mengetahui presentasi dari perusahaan akuntan besar yang mempromosikan skema melarikan penjualan di Australia melalui modus kemitraan dengan entitas bisnis di Negeri Kanguru. Namun mitra di Australia disebutkan hanya mendapatkan keuntungan 1 persen dan sisanya dilarikan perusahaan ke negara atau wilayah yurisdiksi yang pajak rendah.
"Saya mengatakan kepada mereka (perusahaan akuntan besar), bahwa skema itu sangat pintar, tapi kecerdikan dalam hal pajak ini bukan sebuah hal yang harus diapresiasi. Kami akan memulai audit dari klien mereka segera mungkin," ujar Konza.
Dia menegaskan, ATO juga tidak akan tinggal diam menyasar klien besar dari perusahaan akuntan tersebut. Konza mengatakan institusinya akan mengejar klien kedua yang telah mengadopsi skema penghindaran pajak yang mirip. Sedangkan perusahaan akuntan yang terlibat dalam pelatihan skema busuk dipaksa untuk merilis nama klien yang terlibat dalam skema tersebut.
Tapi upaya keras dari ATO itu seperti membentur tembok besar. Konza mengatakan, beberapa perusahaan malah 'melawan' dengan mengatakan mereka bisa 'kebal' dari jeratan MAAL.
ATO telah meninjau 175 perusahaan yang diyakini punya kewajiban pajak sesuai aturan MAAL.
"Setiap entitas yang terlibat dalam promosi pengaturan itu (penghindaran pajak) dapat dianggap sebagai promotor skema eksploitasi pajak."
Sumber : viva.co.id (19 September 2016)
Foto : reuters
Pemerintah saat ini tengah fokus mengejar pajak Google yang sampai saat ini masih belum dibayarkan. Meski demikian, kata Pengamat Pajak dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Rony Bako, pemerintah juga harus mengejar perusahaan-perusahaan nirkabel lainnya.selengkapnya
Usai menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 di Buenos Aires, Argentina, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membawa beberapa isu terkait perekonomian global dan domestik, termasuk perpajakan.selengkapnya
Pemerintah Selandia baru menyampaikan akan memperbaharui regulasi sehingga dapat menarik pajak pendapatan yang diperoleh dari perusahaan digital multinasional seperti Google, Facebook, dan Amazon.selengkapnya
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PPP, Arsul Sani menegaskan jika UU Tax Amnesty atau pengampunan pajak tidak mengampuni koruptor, kejahatan illegal logging, dan sebagainya.selengkapnya
Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa bagi pelaku industri yang terlibat dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat program pendidikan vokasi, akan mendapatkan potongan pajak hingga 200%.selengkapnya
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi menyebutkan, keikutsertaan amnesti pajak dari pelaku usaha sektor energi termasuk minyak dan gas bumi (migas) serta pertambangan belum optimal.selengkapnya
Pasangan suami-istri bisa memilih menjadi satu kesatuan dalam kewajiban pajak atau sebagai satu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bila sebelumnya istri sudah memiliki NPWP, maka harus dihapuskan dan dialihkan ke suami. Bagaimana caranya?selengkapnya
Selain lolos dari sanksi pidana pajak, Wajib Pajak (WP) peserta Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) akan diberikan fasilitas pembebasan pajak penghasilan (PPh) oleh pemerintah. Insentif ini dapat diperoleh jika pemohon melakukan balik nama atas harta berupa saham dan harta tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan.selengkapnya
Kesadaran masyarakat untuk membayar pajak hingga saat ini masih tergolong rendah. Tercatat, hingga saat ini tax ratio Indonesia hanya mencapai kurang 12 persen, lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.selengkapnya
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, Ken Dwijugiasteadi menegaskan, program pengampunan pajak (tax amnesty) bukan merupakan kewajiban bagi setiap Wajib Pajak (WP). WP berhak untuk memilih pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) dengan aturan main yang berbeda, salah satunya mengenai pengusutan nilai wajar harta.selengkapnya
Anda adalah pasangan suami istri yang bekerja sebagai karyawan dan ingin melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi? Ada cara mudah yang bisa Anda lakukan. Saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (30/3/2016), Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanah Abang Dua, Dwi Astuti memberikan langkahnya. Jika status Anda dan suami atau istriselengkapnya
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menargetkan sebanyak 69 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) dapat terintegrasi dengan Nomor Pokok Wajib Pajik (NPWP). Simak cara validasi NIK jadi NPWP jelang pelaporan SPT Tahunan.Hingga 8 Januari 2023, DJP mencatat baru 53 juta NIK atau 76,8 persen dari total target yang baru terintegrasi. Melalui integrasi, nantinya pelayanan dapat lebihselengkapnya
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menghimbau agar wajib pajak melakukan validasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebelum pelaporan SPT Tahunan 2022. Hal ini sejalan dengan sudah mulai diterapkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 112/PMK.03/2022. Dalam PMK yang menjadi aturan turunan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2021 danselengkapnya
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, insentif fiskal yang diberikan tahun 2022 lalu bakal berlanjut di tahun 2023. Stimulus fiskal itu di antaranya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah ( PpnBM DTP) untuk sektor otomotif maupun insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti.selengkapnya
Setoran pajak korporasi dalam beberapa tahun ke belakang menjadi tumpuan penerimaan pajak penghasilan (PPh). Seiring pemulihan ekonomi, otoritas pajak mulai mencari sektor usaha yang berpotensi memberikan sumbangsih besar di tahun depan.selengkapnya
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan mengurangi insentif pajak secara bertahap seiring dengan perbaikan dan pemulihan ekonomi nasional.selengkapnya
Isu perubahan iklim tak bisa diremehkan oleh siapapun. Pemerintah pun mulai menerapkan pajak karbon pada tahun depan. Para pelaku industri perlu mencermati dampak pengenaan pajak tersebut.selengkapnya
Pemerintah telah mengusulkan pengenaan pajak karbon kepada Panita Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kelima atas Undang-Undang Nomor 6/1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (RUU KUP) Komisi XI DPR.selengkapnya
Penerimaan perpajakan 2022 ditargetkan sebesar Rp1.510 triliun dalam Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2022. Nilai ini naik Rp3,1 triliun dari penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2022 yang sebelumnya dibacakan Presiden Jokowi sebelumnya dalam Pidato Kenegaraan pada 16 Agustus 2021.selengkapnya
Masyarakat jangan kaget bahwa tahun depan akan ada rencana pengenaan cukai plastik, alat makan dan minum sekali makan, serta cukai minuman manis dalam kemasan pada tahun 2022.selengkapnya
Ada wacana cukai plastik, alat makan dan minum sekali makan, serta cukai minuman manis dalam kemasan akan diterapkan pada 2022. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah saat Rapat Panja Banggar DPR RI bersama pemerintah, Kamis 9 September 2021.selengkapnya